pertemuan 4. Klasifikasi Senyawa Organik
Klasifikasi Senyawa Organik
senyawa
organik adalah senyawa-senyawa yang dibentuk oleh unsur karbon yang memiliki
sifat-sifat fisika dan sifat-sifat kimia yang khas.
Mengingat
jumlah senyawa organik dari yang telah diidentifikasi sedemikian besar-nya,
bahkan dari waktu ke wakrtu senantiasa bertambah, maka untuk mempermudah da-lam
mempelajarinya perlu adanya klasifikasi. Langkah klasifikasi ini dimungkinkan
kare-na kenyataan menunjukkan bahwa terdapat sejumlah senyawa organik yang
memperlihat-kan kesamaan dalam hal tertentu. Kesamaan itulah yang memungkinkan
senyawa-senyawa tersebut dimasukkan dalam satu kelompok/ golongan.
Ø Hidrokarbon
Hidrokarbon adalah senyawa
organik yang terbuat tidak lebih dari karbon dan hidrogen. Hal ini dimungkinkan
untuk berikatan dua atau tiga yang dibentuk antara atom karbon, dan bahkan
untuk struktur yang terbentuk seperti cincin.
Hidrokarbon jenuh memiliki
banyak atom hidrogen yang mungkin melekat pada setiap karbon. Untuk karbon di
ujung rantai molekul, tiga dapat dipasang. Untuk karbon di tengah rantai atau
cincin, dua dapat menempel. Untuk sebuah atom karbon dengan sendirinya, empat
atom hidrogen dapat melekat. Hidrokarbon jenuh hanya memiliki ikatan tunggal
antara atom karbon yang berdekatan. Hidrokarbon tak jenuh memiliki ikatan ganda
dan / atau tiga antara beberapa atom karbon.Ditinjau dari cara berikatan
karbon-karbon, senyawa hidrokarbon dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar:
1. Senyawa Alifatik
Senyawa alifatik adalah
senyawa yang mengandung karbon dan hidrogen yang bergabung bersama dalam rantai
lurus, bercabang atau cincin non-aromatik. Senyawa ini digunakan sebagai
inhibitor korosi.
Sifat Senyawa alifatik:
·
Jenuh : Bergabung dengan ikatan tunggal (alkana).
·
Tak jenuh : Bergabung dengan ikatan
ganda (alkena) atau ikatan rangkap tiga (alkuna).
Hidrokarbon alifatik dapat dibagi menjadi 3 seri
homolog berdasarkan tingkat saturasi:
§ Alkana
Alkana
adalah hidrokarbon yang rantai C nya hanya terdiri dari ikatan kovalen tunggal
saja. sering disebut sebagai hidrokarbon jenuh, karena jumlah atom Hidrogen
dalam tiap-tiap molekulnya maksimal. Memahami tata nama Alkana sangat vital,
karena menjadi dasar penamaan senyawa-senyawa karbon lainnya.
§ Alkena
Alkena tergolong hidrokarbon tidak jenuh yang
mengandung satu ikatan rangkap dua antara dua atom C yang berurutan. Jadi rumus
umumnya mempunyai 2 atom H lebih sedikit dari alkana karena itu rumus umumnya
menjadi CnH2n+2-2H = CnH2n
§ Alkuna
Alkuna adalah suatu golongan
hidrokarbon alifatik yang mempunyai gugus fungsi berupa ikatan ganda tiga
karbon-karbon (-C≡C-). Seperti halnya ikatan rangkap dalam alkena, ikatan ganda
tiga dalam alkuna juga disebut ikatan tidak jenuh. Ketidakjenuhan ikatan ganda
tiga karbon-karbon lebih besar daripada ikatan rangkap. Oleh karena itu
kemampuannya bereaksi dengan pereaksi-peraksi yang dapat bereaksi dengan alkena
juga lebih besar. Hal inilah yang menyebabkan golongan alkuna memiliki peranan
khusus dalam sintesis senyawa organik.
Struktur Alkuna, Alkuna
merupakan golongan hidrokarbon yang memiliki ikatan ganda tiga (istilah
"ganda tiga" digunakan untuk membedakan "rangkap dua" milik
alkena). Dengan demikian alkuna juga termasuk hidrokarbon tidak jenuh. Rumus
umum untuk senyawa alkuna adalah CnH2n-2. Karena sebuah
senyawa alkuna memiliki minimal satu ikatan ganda tiga, maka senyawa alkuna
yang paling kecil adalah etuna (C2H2) dengan rumus
struktur HC≡CH. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa bentuk tiga dimensi dari
etuna adalah linier, dengan sudut ikatan sebesar 180º dengan panjang ikatan
sebesar 0,121 nm.
Senyawa aromatik terdiri dari
kelas hidrokarbon yang mencakup enam anggota dan memiliki cincin karbon tak jenuh
di mana elektron valensi ikatan pi terdelokalisasi atau terkonjugasi.Senyawa
ini bersifat stabil dan melimpah baik dalam bentuk alami maupun sintetisnya.
Nama aromatik diambil berdasarkan pada aroma kuat yang dihasilkannya.Senyawa
aromatik paling sederhana adalah benzena (C6H6), senyawa bersifat karsinogen
yang mudah terbakar, namun merupakan bahan kimia industri penting.Benzena
merupakan termasuk dari golongan senyawa aromatis yang paling sederhana.
Benzena mempunyai rumus (C6H6) di mana merupakan dari
hidrokarbon tidak jenuh sehingga mudah bereaksi dengan senyawa atau unsur lain
membentuk senyawa baru. Rumus molekul benzena telah ditemukan sejak tahun 1834
yaitu C6H6. Rumus molekul ini memperlihatkan
ketidakjenuhan karena tidak memenuhi rumus CnH2n+2. Akan tetapi
benzena tidak memperlihatkan ketidakjenuhan, benzena tidak melunturkan warna
air bromin (tidak diadisi oleh bromin). Hasil percobaan menunjukkan bahwa
monosubstitusi benzena, C6H5X, tidak mempunyai isomer.
Hal ini mengisyaratkan bahwa keenam atom H pada benzena mempunyai kedudukan
yang ekivalen.Sementara itu, disubstitusi benzena, C6H4X2,
mempunyai tiga isomer. Rumus struktur benzena menjadi persoalan bertahun-tahun
yang kemudian terselesaikan atas usul Kekule tahun 1865 yang mengusulkan agar
enam atom hidrogen yang terikat pada atom-atom karbon pada molekul C6H6
dibuat setara.
CINCIN AROMATIK
a). Cincin
aromatik sederhana
Cincin
aromatik sederhana,
juga dikenal sebagai arena sederhana
atau senyawa aromatik sederhana,
merupakan senyawa organik aromatik yang hanya terdiri
dari struktur cincin planar berkonjugasi dengan awan elektron pi yang
berdelokalisasi. Banyak senyawa cincin aromatik sederhana yang mempunyai nama
trivial. Biasanya, ia ditemukan sebagai substruktur molekul-molekul
yang lebih kompleks. Senyawa aromatik sederhana yang umumnya ditemukan adalah benzena
dan indola.
Cincin aromatik sederhana dapat
berupa senyawa heterosiklik apabila ia mengandung atom bukan karbon. Ia
dapat berupa monosiklik seperti benzena, bisiklik seperti naftalena, ataupun
polisiklik seperti antrasena. Cincin aromatik
monosiklik sederhana biasanya berupa cincin beranggota lima, seperti pirola, ataupun
cincin beranggota enam, seperti piridina.
b). Cincin aromatik heterosiklik
Cincin aromatik yang mengandung atom
nitrogen dapat dibedakan menjadi cincin aromatik basa dan cincin aromatik
non-basa.
- Pada cincin aromatik basa, pasangan menyendiri elektron bukanlah bagian dari sistem aromatik cincin tersebut. Pasangan menyendiri ini bertanggungjawab terhadap kebasaan basa ini. Dalam senyawa-senyawa ini, atom nitrogen tidak berikatan dengan atom hidrogen. Contoh cincin aromatik basa adalah piridina dan kuinolina. Beberapa cincin bisa saja mengandung atom nitrogen basa dan non-basa secara bersamaan, misalnya imidazola dan purina..
- Pada cincin non basa, pasangan menyendiri elektron atom nitrogen berdelokalisasi dan berkontribusi terhadap sistem aromatik elektron pi. Dalam senyawa ini, atom nitrigen berikatan dengan atom hidrogen. Contoh cincin aromatik non-basa ini adalah pirola dan indola.
Pada cincin aromatik yang mengandung
atom oksigen dan sulfur, satu dari dua pasangan elektron heteroatom tersebut
berkontribusi terhadap sistem aromatik senyawa.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteAssalamualaikum heni, bisa tolong dijelaskan senyawa aromatik digunakan sebagai inhibitor korosi?
ReplyDeletewa'allaikumsalam nur,
ReplyDeletesaya akan menjelaskan dulu apa itu inhibitor korosi.
Inhibitor adalah senyawa kimia yang apabila ditambahkan kedalam lingkungan dalam jumlah sedikit dapat menghambat laju korosi. Penggunaan inhibitor hingga saat ini masih menjadi solusi terbaik untuk melindungi korosi internal pada logam, dan dijadikan sebagai pertahanan utama industri proses dan ekstraksi minyak. Inhibitor merupakan metoda perlindungan yang fleksibel, yaitu mampu memberikan perlindungan dari lingkungan yang kurang agresif sampai.
Daya inhibisi dari suatu senyawa organik terhadap korosi pada logam bergantung pada kemampuannya melepas elektron, jumlah elektron yang tidak berpasangan, kabut π elektron, sistem cincin aromatik, atau jenis grup fungsional yang mengandung unsur-unsur grup V dan VI dalam table periodik. Grup fungsional yang biasanya dipakai sebagai inhibitor adalah gugus hydroxi (-OH), epoxy (-C-O-C-), amine (-C-N-C-), amino (-NH2), thiol (-C=S-), dan gugus fungsi lainnya.
contoh inhibitor korosi yaitu terdapat dalam biji mangga, Biji mangga, dalam hal ini memiliki peluang yang besar untuk digunakan sebagai inhibitor korosi, karena mengandung asam amino dan polifenol yang dapat mengurangi laju korosi Asam amino memiliki cincin alifatik atau aromatik yang berikatan dengan grup amine dan asam karboksilik, polifenol juga memiliki cincin aromatik yang berikatan dengan gugus hidroksil.
Assalamuaikum,saya ingin menambahkan sedikit tentang materi anda bahwa :
ReplyDeleteSenyawa Rantai Tertutup (Senyawa Siklik).Senyawa hidrokarbon siklik adalah senyawa karbon yang rantai C nya melingkar dan lingkaran itu mungkin juga mengikat rantai samping. Terdiri dari dua jenis:
a. Senyawa Homosiklik
Senyawa homosiklik adalah senyawa-senyawa dimana cincin hanya terdiri dari atom karbon. Senyawa homosiklik atau karbosiklik dibagi lagi menjadi senyawa alisiklik dan senyawa aromatik.
b. Senyawa Heterosiklik
Senyawa heterosiklik adalah ketika lebih dari satu jenis atom berada dalam satu senyawa cincin. Dalam senyawa ini umumnya satu atau lebih atom unsur seperti nitrogen 'N', oksigen 'O', atau sulfur 'S' ada didalam cincin. atom selain karbon yaitu N, O, atau S yang ada dalam cincin disebut heteroatom. Senyawa heterosiklik dengan lima dan enam atom disebut heterosiklik beranggota lima dan enam.
wa'allaikumsalam,
Deleteterimakasih dian atas penambahan materinya semoga bermanfaat
Assalamualaikum henisa, sedikit menambahkan Sifat khas dari alkena adalah terdapatnya ikatan rangkap dua antara dua buah atom karbon. Ikatan rangkap dua ini merupakan gugus fungsional dari alkena sehingga menentukan adanya reaksi-reaksi yang khusus bagi alkena, yaitu adisi, polimerisasi dan pembakaran. Alkena dapat mengalami adisi. Adisi adalah pengubahan ikatan rangkap (tak jenuh) menjadi ikatan tunggal (jenuh) dengan cara menangkap atom/gugus lain. Pada adisi alkena 2 atom/gugus atom ditambahkan pada ikatan rangkap C=C sehingga diperoleh ikatan tunggal C-C. Beberapa contoh reaksi adisi pada alkena:
ReplyDeletea. Reaksi alkena dengan halogen (halogenisasi)
b. Reaksi alkena dengan hidrogen halida (hidrohalogenasi)
Hasil reaksi antara alkena dengan hidrogen halida dipengaruhi oleh struktur alkena, apakah alkena simetris atau alkena asimetris. alkena simetris : akan menghasilkan satu haloalkana.alkena asimetris akan menghasilkan dua haloalkana. Produk utana reaksi dapat diramalkan menggunakan aturan Markonikov, yaitu: Jika suatu HX bereaksi dengan ikatan rangkap asimetris, maka produk utama reaksi adalah molekul dengan atom H yang ditambahkan ke atom C dalam ikatan rangkap yang terikat dengan lebih banyak atom H.
c. Reaksi alkena dengan hidrogen (hidrogenasi)
wa'allaikumsalam terimakasih ayu atas tambahan materinya semoga bermanfaat
Delete